SCROLL

SELAMAT DATANG DI Uniek M. Sari's BLOG

Jumat, 29 April 2011

KANKER OTAK

Sakit kepala yang menetap, berkepanjangan dan menahun bisa saja menjadi gejala awal dari kanker otak. Jika Anda merasakannya, waspadai gejala tersebut dan segera periksa ke dokter ahlinya.

Kanker otak memang tak 'sebeken' penyakit kanker lain, seperti kanker serviks atau kanker payudara. Namun, seperti kebanyakan penyakit kanker pada umumnya, kanker otak merupakan penyakit bersifat diam (silent killer) yang berbahaya.

Karena sifatnya itu, seringkali penyakit kanker otak baru terdeteksi setelah memasuki stadium lanjut. Jika rasa sakit di bagian kepala telah memuncak, ada kemungkinan, kanker itu telah menyebar ke bagian tubuh lain (metastasis). Kalau sudah begitu, penanganan kanker menjadi lebih rumit dan berisiko.

"Oleh karena itu, masyarakat perlu melakukan deteksi sejak dini penyakit kanker otak," saran Fielda Djuita, spesialis radiologi Rumah Sakit Mochtar Riady Comprehensive Cancer Centre Siloam Hospitals Semanggi, Jakarta.

Seperti kebanyakan penyakit kanker, diagnosis dini dan pengobatan adalah kunci untuk pemulihan.  Pengobatan yang terlambat akan mengkibatkan sel kanker tersebut menyebar dan masuk ke semua jaringan otak dan pada akhirnya bisa menyebabkan kematian.

Gejala dan faktor risiko

Kanker otak tidak memiliki beberapa gejala. Tanda-tanda kanker otak tergantung pada lokasi bagian yang terkena serangan kanker. Kejang, kehilangan keseimbangan, penglihatan kabur, kesulitan bicara, pusing, kehilangan penglihatan dan pendengaran bisa menjadi tanda-tanda dari gejala kanker otak.

Walaupun tidak semua tanda-tanda itu merupakan ciri khas dan gejala kanker otak, tetapi Anda harus waspada jika sering mengalami salah satu atau beberapa gangguan seperti yang disebutkan di atas.

Sementara itu, Ada beberapa faktor penyebab risiko terkena kanker otak.  Bila dalam riwayat keluarga ada yang pernah terkena penyakit ini, maka Anda memiliki risiko tersebut.

Selain itu, paparan terus-menerus dari bahan kimia tertentu dapat meningkatkan risiko kanker. Seorang perokok juga berisiko lebih tinggi terkena penyakit ini daripada orang yang tidak merokok. Faktor risiko lainnya adalah ras. Kanker otak lebih sering terjadi pada ras kulit putih.

Pengobatan kanker otak

Dengan melakukan deteksi sejak dini, perkembangan tumor ke arah sel kanker ganas dapat dicegah. Meskipun, pasien kanker stadium lanjut pun masih berpeluang sembuh.

Kini, dengan peralatan medis mutakhir yang dimiliki sejumlah rumahsakit di Tanah Air, Anda tak perlu lagi berobat ke luar negeri, seperti Singapura atau China, dua negara yang selama ini menjadi destinasi favorit para pasien penyakit kanker asal Indonesia.

Fielda Djuita menjelaskan Beberapa rumahsakit di Indonesia sudah punya fasilitas dan infrastruktur canggih untuk penyakit kanker.

Beberapa peralatan, seperti Positron Emission Tomography Computed Tomography (PET-CT) serta peralatan terapi radiasi Linear Accelerator, kini telah dapat dinikmati pasien di rumahsakit nasional. Dua alat ini sangat menunjang penanganan penyakit kanker.

Mesin PET-CT berguna meningkatkan akurasi penilaian dokter dalam menilai kondisi suatu tumor jinak atau ganas. Pada praktiknya, pasien akan diinjeksi dengan cairan gula (glukosa) yang mengandung radiasi dalam tingkatan normal.
Selanjutnya, tubuh pasien dipindai dengan PET-CT tersebut. Hasilnya, situs atau lokasi tumor ganas akan berpijar terang. Sebab, sel tumor ganas memerlukan sumber energi seperti glukosa untuk bermutasi.

Setelah diketahui lokasi dan sifat dari tumor pada tubuh pasien, para ahli medis yang menangani penyakit kanker tersebut akan melakukan diskusi. Tujuannya tak lain untuk mencari strategi yang tepat bagi pasien apakah masih diperlukan tes kembali atau diperlukan tindakan ekstra karena kanker telah menyebar ke bagian tubuh yang lain.

Bahkan, lanjut Hendra, setelah melewati proses pengangkatan kanker pun, pasien masih harus melakukan pengecekan lewat mesin PET-CT. Tujuannya untuk mengetahui apakah sel kanker atau keloid telah hilang dari tubuh pasien setelah operasi.

Setelah alat PET-CT, dokter dapat mengambil tindakan menggunakan Linear Accelator. Alat ini berfungsi untuk menyinari bagian tubuh yang menjadi situs kanker. Penyinaran dilakukan selama tiga menit. Selama penyinaran itu, pasien tidak dibius.

Biasanya, kata Fielda, pasien anak-anak penderita kanker bakal mendapatkan sekitar 25 kali penyinaran. Sedangkan penyinaran pasien kanker otak dewasa dilakukan sebanyak lebih dari 30 kali. "Dokter dapat mengombinasi antara operasi dengan penyinaran bila situs kanker adalah organ lunak dan penting seperti otak," ujar dia.

Alat Linear Accelator ini cukup penting bagi pengobatan kanker. Sebab, akurasi penyinaran alat ini cukup tinggi, sehingga bisa meminimalisir kematian sel otak yang masih sehat.
"Ada sistem yang disebut On Board Imaging (OBI). Sistem ini dapat meningkatkan akurasi karena dapat menyinari situs dalam posisi 360 derajat," ujar Fielda.

Ukuran tumor atau kanker yang dapat disinari dengan alat ini, biasanya, di atas 3 centimeter (cm). Bila di bawah 3 cm, proses pengangkatan dapat dilakukan dengan alat yang disebut Gamma Knife. Tujuannya adalah mengangkat kanker sebanyak-banyaknya dan meminimkan risiko kehilangan fungsi otak.

Jumat, 15 April 2011

RAKERDA Program KB Kabupaten Barito Kuala Tanggal 14 April 2011


Rangkaian acara Rakerda Program KB Kabupaten Barito Kuala adalah sebagai berikut :
1.       Menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars KB
2.       Sambutan Kepala Badan KB Pemberdayan Perempuan Perlindungan Anak Kabupten Batola Drs. H Syarkawi  HAM, MPd. berisi antara lain :
a)      Peserta Rakerda terdiri dari :
1)      Mitra kerja sebanyak 20 orang
2)      Camat 17 orang
3)      TP PKK Kecamatan sebanyak  17 orang
4)      Kepala Puskesmas sebanyak 19 orang
5)      K epala UPT BKB sebanyak 12 orang
6)      Klinik KB sebanyak 421 orang
b)      Evaluasi terhadap program KB di Batola dilaksanakan dengan biaya sharing antara APBN dan APBD pad BP3A KB.
c)       Dasar pelaksanaan Rakerda adalah Perkembangan Kependudukan & KB termasuk dalam PP 62 tahun 2010 dimana BKKBN Propinsi masih vertical Perda No. 17 tahun 2010 berubah menjadi Badan Keluarga Berencana. Tantangan yang dihadapi Batola sesuai dengan hasil sensus penduduk 2010  sebesar 3,6 juta jiwa yang berarti terdapat pertambahan disbanding Sensus Penduduk 2000 sebesar 3 juta 600 jiwa.  Untuk Kabupaten Barito Kuala,  Sensus Penduduk tahun 2010 sebesar 276.000 jiwa disbanding sensus Penduduk tahun 2000 sebesar 245.000 sehingga selisihnya 31.000 jiwa. Inilah landasan untuk melaksanakan program KB di Batola untuk mengendalikan lonjakan penduduk. Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2010 terdapat 81.000 KK dengan peserta KB sebanyak 44.000 Keluarga Pra KS dan sebanyak 7.000 keluarga KS I dan di Kabupaten Barito Kuala terdapat 22.000 lebih yg akan menjadi sasaran penggerakan dan revitalisasi Program KB di desa.
3.       Penyerahan kunci sepeda motor kepada PKB kecamatan Rantau Badauh oleh asisten II sekda Batola didampingi kepala BKKBN
4.       Sambutan dan Membuka Rakerda Bupati  diwakili Asisten II Sekretaris Daerah Barito Kuala
Progarm KB sangat penting dalam rangka mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas di masa mendatang sesuai dengan pengertian KB yang terdapat dalam UU no 53 tahun 2009. Kependudukan memiliki implikasi yang luas terhadap semua sektor kehidupan yang terkait dengan pembiayaan yang dikeluarkan Pemerintah maka cara terbaik adalah dengan mengendalilkan Laju Pertumbuhan Penduduk melalui Keluarga Berencana. Diharapkan SKPD-KB terkait untuk meningkatkan pelayanan dan mengevaluasi kembali yang telah dikerjakan sesuai peraturan perundang-undangan yang ada. Dalam rangka tugas-tugas Pemerintahan sesuai Perpres 62/2010 tentang BKKBN dipandang perlu menerapkan organisasi berbasis kinerja. Sejalan dengan Perpres 5/2005 mengenai RPJM maka sasaran kinerja organisasi harus disesuaikan dengan kinerja dalam Renstra. Rakerda ini diharapkan dapat mengevaluasi secar amenyeluruh kegiatan selama tahun 2010.
Mengingat pentingnya program Kb dan mendukung tercapainya program KB , Pemda memberi dukungan melalui :
a)      Pemberian alokon bagi Keluarga Pra Sejahtera
b)      Dukungan tenaga pelayanan bg kontap
c)       Kualitas pelayanan KB
d)      Pengadaan perbaikan pendukung berupa Mupen, Operasional PPKBD, pengadaan gudang alokon dan lain-lain
SKPD yang terkait dengan program KB dan mitra terkait untuk mengevaluasi dan belajar sehingga tujuan dan sasaran yang menjadi KKP SKPD-KB mendapat hasil maksimal.
5.       Do’a
6.       Materi Rakerda Pertama PKBN oleh Kepala BKKBN Propinsi Kalsel Kalimantan Selatan berisikan :
a)      Latar Belakang Materi Pembanguna Kependudukan dan KB
b)      Isi materi berupa Renstra BKKBN Propinsi Kalsel dan Data Pencapaian KKP tahun 2010 serta KKP Tahun 2011
c)       Pengenalan alat kontrasepsi Pil KB Pria yang berasal dari daun Gandarusa di tanah Papua  adalah bahan untuk pil KB pria setelah dilakukan penelitian terhadap herbal yang sering dikonsumsi oleh Suku Asmat
d)      Pengenalan Kondom Pria dan Kondom Wanita
e)      Pertanyaan
1)      Dari TP PKK Kecamatan Rantau Badauh
·         Kondom  =>  efek samping dalam penggunaan alat kontrasepsi mantap. Petugas medis sebagai model
·         Pertumbuhan penduduk dibarengi dengan ;perceraian termasuk akibat penggunaan KB
2)      Supian Suri, kepala Puskemsas Mantuil
·         Lambang KB berubah mohon penjelasan
·         Visi dalam rangka penduduk tumbuh seimbang. Puskesmas ada target pencapaian imunisasi dan kelahiran yang apabila tahun 2015 penduduk tumbuh seimbang
3)      H. Arsanai RS Marabahan
·          Saat ini saat yang paling baik untuk Rakerda 2011, kekurangan yakni berupa Tim kemitraan antara BKKBN, DInkes dan Depag serta lembaga lain. Hari ini hanya menyimak materi dari BKKBN.

f)       Jawaban :
1)      Analisa dari BKKBN sebenarnya terkait dengan gender terutama dalam hal pengambilan keputusan dalam kesehatan reproduksi seperti penggunaan alat kontrasepsi. Kesadaran kesetaraan gender ini yang harus di tingkatkan apalagi bila dilihat dari angka keterlibatan pria dalam ber KB hanya 1,5% dari peserta KB dan 0,9% menggunakan kondom dan 0,6% menggunakan pil
2)      Pertumbuhan ekonomi disertai pertumbuhan penduduk sedangkan perceraian sebagian besar dipengaruhi oleh factor ekonomi, public figure adalah model.
3)      Logo KB disesuakan dengan perubahan lingkungan strategis. Makna yang  terkandung di dalam logo tersebut adalah matahari terbit atau gerbang kehidupan, Ibu-Bapak menggandeng  anak dengan posisi di luar mendekati gerbang kehidupan berupa matahari terbit itu menandakan tanggung jawab orangtua dalam mengantarkan pada masa depan sedangkan tulisan KB dengan huruf kecil dan warna lebih gelap menandakan kematangan dalam program Keluarga Berencana.

PERTEMUAN DENGAN SETDA BATOLA


a.       Pertemuan Kepala BKKBN Propinsi Kalimantan Selatan, Dra. Chamnah Wahyuni,MBA. dengan Sekretaris Daerah Kabupaten Barito Kuala, Ir. Supriyono di dampingi Kepala Badan KB dan P3A Kabupaten Barito Kuala bertempat di ruang kerja Setda Barito Kuala tanggal 14 April 2011 dengan hasil pertemuan sebagai berikut :
1)      Kepala BKKBN Propinsi Kalimantan Selatan
a)      Meminta dukungan untuk pelaksanaan program KB sebab dari hasil Sensus Penduduk 2010 terlihat angka yang menunjukkan kemungkinan terjadinya ledakan penduduk.
b)      Mengingat Barito Kuala merupakan salah satu daerah Galcitas hendaknya bisa bersama-sama menggarap masalah kependudukan melalui semua sektor pembangunan misalnya pemberian bea siswa bagi anak peserta KB
c)       Adanya kegiatan Jampersal bagi ibu hamil yang memeriksakan kehamilan dan proses kehamilan di bidan atau sarana medis yang dilanjutkan dengan pelayanan KB
d)      Adanya dana DAK untuk Program Kependudukan dan KB, diharapkan Pemda dapat mengawal dan memberikan dukungan

2)      Sekretaris Daerah Kabupaten Barito Kuala
a)      Pada dasarnya Pemerintah Daerah Barito Kuala setuju dengan adanya program KB bahkan mendukung program KB dalam berbagai sektor.  Selanjutnya dalam setiap kegiatan yang terkait dengan masyarakat, peserta KB akan menjadi prioritas utama dan menjadi syarat untuk mendapat pelayanan.
b)      Saat ini Pemda Barito Kuala telah mengupayakan pemerataan bidan di seluruh desa sehingga setiap desa memiliki service center atau pusat pelayanan kesehatan dan KB
c)       Saat ini sudah berlangsung kegiatan Pembinaan Keluarga Harapan di Kabupaten Barito Kuala dengan cara memberi insentif kepada  keluarga harapan atau keluarga miskin atau keluarga pra sejahtera dalam kegiatan :
d)      Untuk Jampersal sudah di sosialisasikan melalui beberapa kegiatan Pemerintah Daerah
e)      Dalam pengamatan Menteri Keuangan RI, Pemerintah Daerah Kabupaten Barito Kuala merupakan salah satu daerah yang selalu dapat menyerap dana DAK termasuk DAK Program KB kemudian mengawal dana DAK tersebut sampai terealisasi sebab kemajuan DAK dapat diukur dan bila tidak mendapat kemajuan dana tersebut akan dihentikan
Masukkan untuk program KB adalah mengusahakan terbitnya Surat Keputusan dari Menteri Keuangan  agar Program KB mendapat persenteasi tertentu di dalam DAU sehingga memudahkan daerah untuk membuat perencanaan keuangan khususnya mengenai Program Kependudukan dan KB

Rabu, 13 April 2011

KEGIATAN PELATIHAN REVITALISASI IMP BAGI PLKB/PKB, KADER PPKBD DAN KADER SUB PPKBD ANGKATAN KEDUA SE KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2011


I.          PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Dalam program nasional bidang kesehatan ditetapkan program utama yang salah satunya adalah Keluarga Berencana. Beberapa program yang menjadi tugas BKKBN selaku Instansi Pemerintah yang menangani masalah Keluarga Berencana sudah ditetapkan dalam Rencana Strategi tahun 2011 sebagai acuan kegiatan. Beberapa diantaranya adalah menurunkan angka Total Fertility Rate, meningkatkan kesertaan dan kualitas peserta KB dalam menggunaan alat kontrasepsi efektif terpilih. Hal lain yang juga menjadi salah satu program unggulan adalah melaksanakan kegiatan pendidikan dan pelatihan dalam rangka meningkatkan kompetensi petugas lapangan sehingga dapat memenuhi pencapaian kontrak kinerja program yang merupakan tolok ukur dari keberhasilan program KB.
Secara organisatoris, BKKBN masih menggunakan struktur lama sebelum diterbitkannya Peraturan Pemerintah sebagai pelaksanaan dari UU No. 52 tahun 2009 tentang Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional yaitu bahwa BKKBN Propinsi merupakan perpanjangan tangan pemerintah pusat dalam pengerian masih bersifat vertikal. Dengan demikian, beberapa program yang dilaksanakan oleh BKKBN Propinsi masih merupakan tugas-tugas BKKBN Pusat yang harus disinergiskan dengan keperluan daerah. Demikian pula hal-nya dengan tugas fungsi BKKBN Propinsi Kalimantan Selatan.
Dalam kaitannya dengan pelaksanaan program unggulan, BKKBN Propinsi Kalimantan Selatan memiliki tanggungjawab moril untuk dapat memenuhi Kontrak Kinerja Program khususnya di tahun 2011. Tanggungjawab ini bukan hanya berada pada Mission Centre sebagai pelaksana kegiatan opersional melainkan berada di seluruh komponen dalam BKKBN Propinsi Kalimantan Selatan itu sendiri. Sehubungan dengan peningkatan kompetensi Petugas Lapangan KB dan pihak-pihak yang mendukung pelaksanaan program KB di lini lapangan, Balatbang BKKBN Propinsi Kalimantan Selatan perlu melakukan Pelatihan Revitalisasi IMP bagi Petugas Lapangan KB/Penyuluh KB dan kader PPKBD/Sub PPKBD.  Untuk angkatan II, Pelatihan Revitalisasi IMP dilaksanakan pada  tanggal 14 sampai dengan 18 Maret 2011.


B.      Tujuan
Laporan ini dibuat dengan tujuan untuk :
1.       Memberi gambaran pelaksanaan Pelatihan Revitalisasi IMP bagi PLKB/PKB, Kader PPKBD dan Kader Sub PPKBD Kabupaten/Kota se Kalimantan Selatan
2.       Memberikan gambaran hasil Pelatihan Revitalisasi IMP bagi PLKB/PKB, Kader PPKBD dan Kader Sub PPKBD Kabupaten/Kota se Kalimantan Selatan

C.     Hasil Yang Diharapkan
Laporan ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai :
1.       Bahan evaluasi pelaksanaan Pelatihan Revitalisasi IMP bagi PLKB/PKB, Kader PPKBD dan Kader Sub PPKBD Kabupaten/Kota se Kalimantan Selatan
2.       Bahan acuan dalam pembuatan rencana Pelatihan Revitalisasi IMP bagi PLKB/PKB, Kader PPKBD dan Kader Sub PPKBD Kabupaten/Kota se Kalimantan Selatan pada tahun berikutnya.
3.       Bahan masukan dalam pembuatan kebijakan yang berkaitan dengan pembinaan Kelompok Kegiatan Bina Keluarga Balita bagi Pelatih Kabupaten/Kota se Kalimantan Selatan

D.     Administrasi Kegiatan
1.       Surat Kepala BKKBN Propinsi Kalimantan Selatan Nomor 117/PL.103/H6/2011 tanggal 17 Pebruari 2011 perihal Pemanggilan Peserta Pelatihan Revitalisasi IMP tahun 2011
2.       Nota Dalam Kepala Balatbang tanggal 2 Maret 2011 perihal Mohon Pemberi Materi ditujukan kepada Kepala Bidang KS/PK, Kepala Bidang KB-KR, Kepala Bidang IKAP dan Widyaiswara/fasilitastor BKKBN Propinsi Kalimantan Selatan.
3.       Registrasi peserta pelatihan sesuai dengan jadwal yakni tanggal 13 s/d 14 Maret 2011 baik pengaturan akomodasi maupun persiapan pembukaan


II.         KEGIATAN
A.      Persiapan
1.      Pengiriman surat-surat yang terkait dengan Pelatihan Revitalisasi IMP bagi PLKB/PKB, Kader PPKBD dan Kader Sub PPKBD Kabupaten/Kota se Kalimantan Selatan
2.      Pengadaan ATK untuk Pelatihan Revitalisasi IMP bagi PLKB/PKB, Kader PPKBD dan Kader Sub PPKBD Kabupaten/Kota se Kalimantan Selatan
3.      Penggandaan materi Pelatihan Revitalisasi IMP bagi PLKB/PKB, Kader PPKBD dan Kader Sub PPKBD Kabupaten/Kota se Kalimantan Selatan dalam bentuk handout
4.      Penyiapan administrasi dan keuangan Pelatihan Revitalisasi IMP bagi PLKB/PKB, Kader PPKBD dan Kader Sub PPKBD Kabupaten/Kota se Kalimantan Selatan
5.       Penyiapan sarana akomodasi untuk kegiatan Pelatihan Revitalisasi IMP bagi PLKB/PKB, Kader PPKBD dan Kader Sub PPKBD Kabupaten/Kota se Kalimantan Selatan
B.      Pelaksanaan
1.       Pembukaan Pelatihan Revitalisasi IMP bagi PLKB/PKB, Kader PPKBD dan Kader Sub PPKBD Kabupaten/Kota se Kalimantan Selatan merupakan rangkaian dari Pelatihan Revitalisasi IMP angkatan I oleh Kepala BKKBN Propinsi Kalimantan Selatan pada tanggal 7 Maret 2010.
2.       Pelatihan dilaksanakan tanggal 14 sampai dengan 18 Maret 2011
3.       Penutupan Pelatihan Revitalisasi Angkatan II dilakukan oleh Kepala BKKBN Propinsi Kalimantan Selatan pada tanggal 18 Maret 2010.

1.       Materi pelatihan Revitalisasi IMP Angkatan II sebagai berikut :
a.       Kebijakan Program KB Nasional
b.       Mekanisme Operasional Program KB Nasional
c.       Strategi Peningkatan KB-KR
d.       Jaminan Ketersediaan Kontrasepsi
e.       PIK-Remaja dan Bina Keluarga Remaja
f.        Kesertaan KB MKJP
g.       Strategi Peningkatan Ketahanan dan Pemberdayaan Keluarga
h.       Kegiatan Bina Keluarga Lansia dan Rentan
i.         Kegiatan Bina Ketahanan Keluarga Balita dan Anak
j.         Kegiatan Bina Ketahanan Ekonomi Keluarga
k.       Komunikasi, Informasi dan Edukasi
l.         Peran Institus Masyarakat Pedesaan
m.     Pengarus Utamaan Gender
n.       Pencatatan dan Pelaporan Tingkat Desa

A.      Peserta
Jumlah peserta Pelatihan Revitalisasi IMP bagi PLKB/PKB, Kader PPKBD dan Kader Sub PPKBD Kabupaten/Kota se Kalimantan Selatan sebanyak 39 orang per angkatan. Dari jumlah tersebut maka kriteria peserta dari tiap-tiap Kabupaten/Kota terdiri dari :
1.       1 (satu) orang PLKB/PKB yang memiliki wilayah binaan
2.       1 (satu) orang kader PPKBD yang berada dalam satu wilayah tugas dengan PKB/PLKB
3.       1 (satu) orang kader Sub PPKBD dalam wilayah kerja PPKBD
Sampai dengan tanggal 14 Maret 2011 jumlah peserta yang hadir sebanyak 36 orang dan 3 (tiga) orang peserta yang tidak hadir berasal dari Kabupaten Tanah Bumbu dengan alasan tidak menerima surat pemanggilan seperti yang disampaikan oleh Kabid KB SKPD-KB setempat sedangkan peserta pada pelatihan Revitalisasi Angkat I bisa hadir lengkap berdasar informasi per telepon dari panitia.

I.          HASIL YANG DICAPAI
A.      Jadwal
Pelatihan Revitalisasi IMP bagi PLKB/PKB, Kader PPKBD dan Kader Sub PPKBD Kabupaten/Kota se Kalimantan Selatan dilaksanakan sesuai jadwal yang sudah dibuat
B.      Peserta
Keberhasilan Pelatihan Revitalisasi IMP bagi PLKB/PKB, Kader PPKBD dan Kader Sub PPKBD Kabupaten/Kota se Kalimantan Selatan dapat dilihat apabila peserta mampu meningkatkan pengetahuan dan kemampuan untuk mengaktifkan kembali kegiatan-kegiatan  dalam pengelolaan PPKBD dan Sub PPKBD.
Untuk mengetahui peningkatan kemampuan dan pengetahuan peserta maka dalam Pelatihan Revitalisasi IMP bagi PLKB/PKB, Kader PPKBD dan Kader Sub PPKBD Kabupaten/Kota se Kalimantan Selatan dilakukan pre test dan post test.Kemampuan dan pengetahuan peserta Pelatihan Revitalisasi IMP bagi PLKB/PKB, Kader PPKBD dan Kader Sub PPKBD Kabupaten/Kota se Kalimantan Selatan berdasar hasil pre test dan post test untuk Angkatan II

KEGIATAN PELATIHAN REVITALISASI IMP BAGI PLKB/PKB, KADER PPKBD DAN KADER SUB PPKBD ANGKATAN PERTAMA SE KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2011


 
I.          PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Dalam program nasional bidang kesehatan ditetapkan program utama yang salah satunya adalah Keluarga Berencana. Beberapa program yang menjadi tugas BKKBN selaku Instansi Pemerintah yang menangani masalah Keluarga Berencana sudah ditetapkan dalam Rencana Strategi tahun 2011 sebagai acuan kegiatan. Beberapa diantaranya adalah menurunkan angka Total Fertility Rate, meningkatkan kesertaan dan kualitas peserta KB dalam menggunaan alat kontrasepsi efektif terpilih. Hal lain yang juga menjadi salah satu program unggulan adalah melaksanakan kegiatan pendidikan dan pelatihan dalam rangka meningkatkan kompetensi petugas lapangan sehingga dapat memenuhi pencapaian kontrak kinerja program yang merupakan tolok ukur dari keberhasilan program KB.
Secara organisatoris, BKKBN masih menggunakan struktur lama sebelum diterbitkannya Peraturan Pemerintah sebagai pelaksanaan dari UU No. 52 tahun 2009 tentang Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional yaitu bahwa BKKBN Propinsi merupakan perpanjangan tangan pemerintah pusat dalam pengerian masih bersifat vertikal. Dengan demikian, beberapa program yang dilaksanakan oleh BKKBN Propinsi masih merupakan tugas-tugas BKKBN Pusat yang harus disinergiskan dengan keperluan daerah. Demikian pula hal-nya dengan tugas fungsi BKKBN Propinsi Kalimantan Selatan.
Dalam kaitannya dengan pelaksanaan program unggulan, BKKBN Propinsi Kalimantan Selatan memiliki tanggungjawab moril untuk dapat memenuhi Kontrak Kinerja Program khususnya di tahun 2011. Tanggungjawab ini bukan hanya berada pada Mission Centre sebagai pelaksana kegiatan opersional melainkan berada di seluruh komponen dalam BKKBN Propinsi Kalimantan Selatan itu sendiri. Sehubungan dengan peningkatan kompetensi Petugas Lapangan KB dan pihak-pihak yang mendukung pelaksanaan program KB di lini lapangan, Balatbang BKKBN Propinsi Kalimantan Selatan perlu melakukan Pelatihan Revitalisasi IMP bagi Petugas Lapangan KB/Penyuluh KB dan kader PPKBD/Sub PPKBD.  Untuk angkatan I, Pelatihan Revitalisasi IMP dilaksanakan pada  tanggal  7  sampai dengan 11 Maret 2011.


B.      Tujuan
Laporan ini dibuat dengan tujuan untuk :
1.       Memberi gambaran pelaksanaan Pelatihan Revitalisasi IMP bagi PLKB/PKB, Kader PPKBD dan Kader Sub PPKBD Kabupaten/Kota se Kalimantan Selatan
2.       Memberikan gambaran hasil Pelatihan Revitalisasi IMP bagi PLKB/PKB, Kader PPKBD dan Kader Sub PPKBD Kabupaten/Kota se Kalimantan Selatan

C.     Hasil Yang Diharapkan
Laporan ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai :
1.       Bahan evaluasi pelaksanaan Pelatihan Revitalisasi IMP bagi PLKB/PKB, Kader PPKBD dan Kader Sub PPKBD Kabupaten/Kota se Kalimantan Selatan
2.       Bahan acuan dalam pembuatan rencana Pelatihan Revitalisasi IMP bagi PLKB/PKB, Kader PPKBD dan Kader Sub PPKBD Kabupaten/Kota se Kalimantan Selatan pada tahun berikutnya.
3.       Bahan masukan dalam pembuatan kebijakan yang berkaitan dengan pembinaan Kelompok Kegiatan Bina Keluarga Balita bagi Pelatih Kabupaten/Kota se Kalimantan Selatan

D.     Administrasi Kegiatan
1.       Surat Kepala BKKBN Propinsi Kalimantan Selatan Nomor 117/PL.103/H6/2011 tanggal 17 Pebruari 2011 perihal Pemanggilan Peserta Pelatihan Revitalisasi IMP tahun 2011
2.       Nota Dalam Kepala Balatbang tanggal 2 Maret 2011 perihal Mohon Pemberi Materi ditujukan kepada Kepala Bidang KS/PK, Kepala Bidang KB-KR, Kepala Bidang IKAP dan Widyaiswara/fasilitastor BKKBN Propinsi Kalimantan Selatan.
3.       Registrasi peserta pelatihan sejak tanggal 6 sampai dengan 7 Maret 2011 baik persiapan akomodasi maupun pelaksanaan pembukaan pelatihan.


II.         KEGIATAN
A.      Persiapan
1.      Pengiriman surat-surat yang terkait dengan Pelatihan Revitalisasi IMP bagi PLKB/PKB, Kader PPKBD dan Kader Sub PPKBD Kabupaten/Kota se Kalimantan Selatan
2.      Pengadaan ATK untuk Pelatihan Revitalisasi IMP bagi PLKB/PKB, Kader PPKBD dan Kader Sub PPKBD Kabupaten/Kota se Kalimantan Selatan
3.      Penggandaan materi Pelatihan Revitalisasi IMP bagi PLKB/PKB, Kader PPKBD dan Kader Sub PPKBD Kabupaten/Kota se Kalimantan Selatan dalam bentuk handout
4.      Penyiapan administrasi dan keuangan Pelatihan Revitalisasi IMP bagi PLKB/PKB, Kader PPKBD dan Kader Sub PPKBD Kabupaten/Kota se Kalimantan Selatan
5.       Penyiapan sarana akomodasi untuk kegiatan Pelatihan Revitalisasi IMP bagi PLKB/PKB, Kader PPKBD dan Kader Sub PPKBD Kabupaten/Kota se Kalimantan Selatan
B.      Pelaksanaan
1.       Pembukaan Pelatihan Revitalisasi IMP bagi PLKB/PKB, Kader PPKBD dan Kader Sub PPKBD Kabupaten/Kota se Kalimantan Selatan oleh Kepala BKKBN Propinsi Kalimantan Selatan pada tanggal 7 Maret 2011.






Penutupan Pelatihan Revitalisasi Angkatan I dilakukan oleh Kepala Bidang Supervisi selaku Pjsp. Kepala BKKBN Propinsi Kalimantan Selatan pada tanggal 19 Maret 2011.

1.       Materi pelatihan terdiri dari :
a.       Kebijakan Program KB Nasional
b.       Mekanisme Operasional Program KB Nasional
c.       Strategi Peningkatan KB-KR
d.       Jaminan Ketersediaan Kontrasepsi
e.       PIK-Remaja dan Bina Keluarga Remaja
f.        Kesertaan KB MKJP
g.       Strategi Peningkatan Ketahanan dan Pemberdayaan Keluarga
h.       Kegiatan Bina Keluarga Lansia dan Rentan
i.         Kegiatan Bina Ketahanan Keluarga Balita dan Anak
j.         Kegiatan Bina Ketahanan Ekonomi Keluarga
k.       Komunikasi, Informasi dan Edukasi
l.         Peran Institus Masyarakat Pedesaan
m.     Pengarus Utamaan Gender
n.       Pencatatan dan Pelaporan Tingkat Desa
o.       Kegiatan penunjang seperti Dinamika Kelompol, Diskusi dan Pre/Post Test

A.      Peserta
Jumlah peserta Pelatihan Revitalisasi IMP bagi PLKB/PKB, Kader PPKBD dan Kader Sub PPKBD Kabupaten/Kota se Kalimantan Selatan sebanyak 39 orang per angkatan. Dari jumlah tersebut maka kriteria peserta dari tiap-tiap Kabupaten/Kota terdiri dari :
1.       1 (satu) orang PLKB/PKB yang memiliki wilayah binaan
2.       1 (satu) orang kader PPKBD yang berada dalam satu wilayah tugas dengan PKB/PLKB
3.       1 (satu) orang kader Sub PPKBD dalam wilayah kerja PPKBD
Sampai dengan tanggal 7 Maret 2011 jumlah peserta yang hadir sebanyak 39 orang.

 
I.          HASIL YANG DICAPAI
A.      Jadwal
Pelatihan Revitalisasi IMP bagi PLKB/PKB, Kader PPKBD dan Kader Sub PPKBD Kabupaten/Kota se Kalimantan Selatan dilaksanakan sesuai jadwal sebagai berikut
B.      Peserta
Keberhasilan Pelatihan Revitalisasi IMP bagi PLKB/PKB, Kader PPKBD dan Kader Sub PPKBD Kabupaten/Kota se Kalimantan Selatan dapat dilihat apabila peserta mampu meningkatkan pengetahuan dan kemampuan untuk mengaktifkan kembali kegiatan-kegiatan  dalam pengelolaan PPKBD dan Sub PPKBD.
Untuk mengetahui peningkatan kemampuan dan pengetahuan peserta maka dalam Pelatihan Revitalisasi IMP bagi PLKB/PKB, Kader PPKBD dan Kader Sub PPKBD Kabupaten/Kota se Kalimantan Selatan dilakukan pre test dan post test.


II.        PENUTUP

Demikian laporan kegiatan dan evaluasi Pelatihan Revitalisasi IMP bagi PLKB/PKB, Kader PPKBD dan Kader Sub PPKBD Kabupaten/Kota se Kalimantan Selatan tahun 2011 ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Entri yang Diunggulkan

MENILIK KELEMBAGAAN (Pengamatan dari 3 bagian)

S aya sudah pernah menulis mengenai kelembagaan BKKBN dalam artikel di  https://uniek-m-sari.blogspot.com/2015/02/uu-no-23-tahun-2014-dan-kk...