Instruksi
Presiden Nomor 4 tahun 2014 tentang Penghematan Belanja Negara telah
diterbitkan. Latar belakang
diterbitkannya instruksi ini adalah defisit anggaran dalam APBN 2014 sebesar Rp.
100.000.000.000.000,- Untuk mengatasi defisit anggaran sebesar itu maka
dilakukan penghematan di semua Kementerian dan Lembaga penyelenggara
pemerintahan.
Besaran penghematan antara kementerian/lembaga tidak sama. Yang
pasti, semua kementerian/lembaga berdasar instruksi ini, harus memangkas
anggaran tahun 2014 sebesar 25 sampai dengan 45 persen. BKKBN pada lampiran Inores tersebut dihemat sebesar 29,43%.
Arus Politik
Penghematan
atau efisiensi sebenarnya merupakan hal biasa saja dalam tatanan keuangan
negara. Apalagi bila perhitungannya disebabkan adanya defisit anggaran yang
membuka peluang untuk meminjam atau mendapat bantuan dana luar negeri yang pada
akhirnya menambah hutang Indonesia ke luar negeri.
Yang
tidak biasa dalam penghematan ini adalah keluarnya Instruksi Presiden nomor 4
tahun 2014 pada akhir masa kerja pemerintahan. Dengan penghematan 25%-45% ini
maka bisa dipastikan bahwa 6 (enam) bulan ke depan seluruh kementerian/lembaga
sudah tidak memiliki anggaran yang memadai untuk melaksanakan kegiatan sesuai
tugas pokok dan fungsi-nya.
Di
sisi yang lain, dalam 6 (enam) bulan ke depan, pemerintahan di Indonesia
mengalami pergantian. Pergantian pemerintahan ini merupakan hasil dari
Pemilihan Umum Legislatif dan Pemilihan Presiden. Dengan demikian bisa dibayangkan bahwa
pergantian pemerintahan akan diawali dengan tidak tersedianya anggaran yang
memadai untuk pelaksanaan kegiatan pemerintahan itu sendiri.
Ini
semua menggambarkan bahwa, arus politik saat ini berpengaruh besar terhadap kebijakan
dan sangat berpengaruh pula terhadap kinerja di kementerian/lembaga.
Budaya Yang Diuji
BKKBN
merupakan bagian dari lembaga pemerintah yang wajib melaksanakan Instruksi
Presiden tersebut. Itu sebabnya, penghematan dilakukan dari pusat hingga ke
provinsi. Besaran penghematan pun ditentukan berbeda antar provinsi.
Kebijakan
pemerintah dengan menerbitkan Instruksi Presiden yang memangkas anggaran
tersebut menyebabkan sebagian besar kegiatan tidak lagi tersedia anggarannya.
Baik itu kegiatan penunjang, kegiatan baku dan kegiatan strategis mendapat
perlakuan yang sama untuk di efisiensi. Hal ini, bagi BKKBN bagai buah simalakama
sebab persentasi terbesar dari anggaran BKKBN justru diperuntukkan bagi
tugas-tugas yang terkait dengan mitra kerja utamanya di lini lapangan.
Dari
peristiwa yang hanya memakan waktu beberapa hari tersebut, buah simalakama ini
suka tidak suka harus dimakan bersama oleh seluruh pengelola program
Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga. Akan tetapi, memakan
buah simalakama yang bernama efisiensi ini tidak harus mengakibatkan mitra
kerja di lini lapangan mati, tidak harus menyebabkan BKKBN mati di tangan
pemerintah Indonesia dan juga jangan sampai mematikan pengelola program KKBPK.
Hadirnya
buah simalakama yang harus dimakan bersama ini, sebenarnya merupakan ujian bagi
budaya kerja yang dibanggakan pegawai BKKBN selama ini. Budaya kerja yang diuji adalah :
ü Seberapa tinggi tingkat kecerdasan para pengelola program KKBPK
untuk mengoptimalkan atau meningkatkan manfaat dari dana yang tersisa akibat
efisiensi sehingga visi dan misi program tetap tercapai dengan TFR yang turun
dari angka 2,6
ü Seberapa
kuat keuletan para pengelola program
KKBPK untuk terus berusaha mencapai TFR di bawah 2,6 dengan memanfaatkan unsur
organisasi seperti Man, Money, Machine, Method, Material dan Market yang
tersedia
ü
Seberapa teguh kemitraan internal dan eksternal dalam mendukung pelaksanaan
program KKBPK sehingga pencapaiannya tidak lagi diberi warna merah.
Keberhasilan
BKKBN menghadapi ujian ini akan terlihat pada capaian akhir tahun 2014 yakni
tetap mewujudkan penurunan TFR walaupun sudah memakan buah simalakama. Dan yang
lebih penting adalah bahwa keberhasilan itu membukti BKKBN tidak terkena dampak
arus politik saat ini.
Tulisan
ini hanya sumbang pemikiran dengan harapan, semua memiliki semangat yang
sama......mensukseskan program Kependudukan, KB dan Pembangunan Keluarga.
Salam
KB, DUA ANAK CUKUP !!