SCROLL

SELAMAT DATANG DI Uniek M. Sari's BLOG

Sabtu, 31 Mei 2014

MEMAKAN SIMALAKAMA

Instruksi Presiden Nomor 4 tahun 2014 tentang Penghematan Belanja Negara telah diterbitkan.  Latar belakang diterbitkannya instruksi ini adalah defisit anggaran dalam APBN 2014 sebesar Rp. 100.000.000.000.000,- Untuk mengatasi defisit anggaran sebesar itu maka dilakukan penghematan di semua Kementerian dan Lembaga penyelenggara pemerintahan.

Besaran penghematan antara kementerian/lembaga tidak sama. Yang pasti, semua kementerian/lembaga berdasar instruksi ini, harus memangkas anggaran tahun 2014 sebesar 25 sampai dengan 45 persen. BKKBN pada lampiran Inores tersebut dihemat sebesar 29,43%.

Arus Politik

Penghematan atau efisiensi sebenarnya merupakan hal biasa saja dalam tatanan keuangan negara. Apalagi bila perhitungannya disebabkan adanya defisit anggaran yang membuka peluang untuk meminjam atau mendapat bantuan dana luar negeri yang pada akhirnya menambah hutang Indonesia ke luar negeri.

Yang tidak biasa dalam penghematan ini adalah keluarnya Instruksi Presiden nomor 4 tahun 2014 pada akhir masa kerja pemerintahan. Dengan penghematan 25%-45% ini maka bisa dipastikan bahwa 6 (enam) bulan ke depan seluruh kementerian/lembaga sudah tidak memiliki anggaran yang memadai untuk melaksanakan kegiatan sesuai tugas pokok dan fungsi-nya.

Di sisi yang lain, dalam 6 (enam) bulan ke depan, pemerintahan di Indonesia mengalami pergantian. Pergantian pemerintahan ini merupakan hasil dari Pemilihan Umum Legislatif dan Pemilihan Presiden.  Dengan demikian bisa dibayangkan bahwa pergantian pemerintahan akan diawali dengan tidak tersedianya anggaran yang memadai untuk pelaksanaan kegiatan pemerintahan itu sendiri.

Ini semua menggambarkan bahwa, arus politik saat ini berpengaruh besar terhadap kebijakan dan sangat berpengaruh pula terhadap kinerja di kementerian/lembaga.

Budaya Yang Diuji

BKKBN merupakan bagian dari lembaga pemerintah yang wajib melaksanakan Instruksi Presiden tersebut. Itu sebabnya, penghematan dilakukan dari pusat hingga ke provinsi. Besaran penghematan pun ditentukan berbeda antar provinsi.

Kebijakan pemerintah dengan menerbitkan Instruksi Presiden yang memangkas anggaran tersebut menyebabkan sebagian besar kegiatan tidak lagi tersedia anggarannya. Baik itu kegiatan penunjang, kegiatan baku dan kegiatan strategis mendapat perlakuan yang sama untuk di efisiensi. Hal ini, bagi BKKBN bagai buah simalakama sebab persentasi terbesar dari anggaran BKKBN justru diperuntukkan bagi tugas-tugas yang terkait dengan mitra kerja utamanya di lini lapangan.

Dari peristiwa yang hanya memakan waktu beberapa hari tersebut, buah simalakama ini suka tidak suka harus dimakan bersama oleh seluruh pengelola program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga. Akan tetapi, memakan buah simalakama yang bernama efisiensi ini tidak harus mengakibatkan mitra kerja di lini lapangan mati, tidak harus menyebabkan BKKBN mati di tangan pemerintah Indonesia dan juga jangan sampai mematikan pengelola program KKBPK.

Hadirnya buah simalakama yang harus dimakan bersama ini, sebenarnya merupakan ujian bagi budaya kerja yang dibanggakan pegawai BKKBN selama ini.  Budaya kerja yang diuji adalah :

ü Seberapa tinggi tingkat kecerdasan para pengelola program KKBPK untuk mengoptimalkan atau meningkatkan manfaat dari dana yang tersisa akibat efisiensi sehingga visi dan misi program tetap tercapai dengan TFR yang turun dari angka 2,6

ü  Seberapa kuat keuletan para pengelola program KKBPK untuk terus berusaha mencapai TFR di bawah 2,6 dengan memanfaatkan unsur organisasi seperti Man, Money, Machine, Method, Material dan Market yang tersedia

ü  Seberapa teguh kemitraan internal dan eksternal dalam mendukung pelaksanaan program KKBPK sehingga pencapaiannya tidak lagi diberi warna merah.

Keberhasilan BKKBN menghadapi ujian ini akan terlihat pada capaian akhir tahun 2014 yakni tetap mewujudkan penurunan TFR walaupun sudah memakan buah simalakama. Dan yang lebih penting adalah bahwa keberhasilan itu membukti BKKBN tidak terkena dampak arus politik saat ini.

Tulisan ini hanya sumbang pemikiran dengan harapan, semua memiliki semangat yang sama......mensukseskan program Kependudukan, KB dan Pembangunan Keluarga.

Salam KB, DUA ANAK CUKUP !!

Entri yang Diunggulkan

MENILIK KELEMBAGAAN (Pengamatan dari 3 bagian)

S aya sudah pernah menulis mengenai kelembagaan BKKBN dalam artikel di  https://uniek-m-sari.blogspot.com/2015/02/uu-no-23-tahun-2014-dan-kk...