A.
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
a.
Dengan
terbitnya Undang-undang No 52 Tahun 2009 dan peraturan presiden Nomor 62 Tahun
2010, maka tugas dan fungsi BKKBN ke depan semakin berat, karena perubahan
struktur organisasi dari Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional menjadi
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Konsekuensi dari
perubahan tersebut BKKBN tidak hanya bertanggungjawab terhadap penyelenggaraan
program KB Nasional tetapi juga dalam penyerasian kebijakan pengendalian
penduduk. Apalagi jumlah dan pertumbuhan penduduk Indonesia akhir-akhir ini
berdasarkan Sensus Pendduduk Tahun 2010 melebihi angka proyeksi nasional yaitu
sebesar 237,6 juta jiwa dengan LPP 1,49 % per tahun. Untuk itu diperlukan
upaya-upaya dan langkah-langkah kongkrit guna menurunkan laju pertumbuhan
penduduk dan meningkatkan kualitas penduduk melalui penyerasian kebijakan
dengan program pembangunan di segala bidang, baik aspek kuantitas, kualitas dan
pengarahan mobilitas serta persebaran penduduk sesuai dengan daya dukung alam
dan daya tampung di setiap wilayah.
b.
Sebagai tindak
lanjut dari Undang-undang tersebut telah dijabarkan kedalam RPJMN 2010-2014 dan Rencana
Pembangunan Pemerintah (RKP) Tahun 2011 telah ditetapkan tema pembangunan
nasional yaitu ‘”Percepatan dan Perluasan Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas
Inklusif dan Berkeadilan bagi peningkatan kesejahteraan rakyat” . Sementara
indikator sasaran pembangunan Kependudukan dan Keluarga Berencana(KKB) yang
tertuang dalam RKP Tahun 2011 antara lain sasaran peserta KB Baru yang akan
dicapai, termasuk didalamnya pencapaian peserta KB baru pria, peserta KB baru
Metoda Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP), Peserta KB baru dari keluarga Pra
Sejahtera dan Sejahtera I (Keluarga Miskin), sasaran yang berkaitan dengan
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja, serta kegiatan Ketahananan dan
Pemberdayaan Ekonomi Keluarga. Berbagai indikator sasaran tersebut kemudian
dialokasikan dan disepakati dengan seluruh jajaran perwakilan BKKBN provinsi
dalam bentuk Kontrak Kinerja Provinsi (KKP) Tahun 2011.
c.
Guna mencapai
prioritas pembangunan program Kependudukan dan KB Nasional salah satu fokus
yang harus dilaksanakan adalah revitalisasi pembangunan kependudukan dan
keluarga berencana dalam mendukung terwujudnya Visi dan Misi BKKBN yaitu
Penduduk Tumbuh Seimbang (PTS) Tahun 2015 serta mewujudkan Pembangunan yang
Berwawasan Kependudukan dan mewujudkan Keluarga Kecil yang Bahagia Sejahtera.
d.
Selanjutnya sesuai dengan hasil rapat kerja nasional
program Kependudukan dan Keluarga Berencana Tahun 2011, telah ditetapkan kebijkan
dan strategi operasional, dengan tujuan diantaranya pelaksanaan konsolidasi
nasional bagi para kepala seksi (KOSI) pembangunan kependudukan dan KB di
lingkungan BKKBN.
2.
Dasar
a.
Surat Sekretaris Utama BKKBN Pusat Nomor
2054/TU-302/F2 /2011 tertanggal16
September 2011 Perihal KOSI Mission Center BKKBN 2011.
b.
Surat
Tugas Plh. Kepala Perwakilan BKKBN Propinsi Kalimantan Selatan Nomor
091/TU.201/31/P/2011 tertanggal 21 September 2011.
3.
Tujuan dan Kegunaan
a.
Tujuan
Laporan ini dibuat dengan tujuan untuk memberikan
gambaran pelaksanaan kegiatan Konsolidasi Kepala Seksi / Kepala Sub Bidang
Mission Center, salah satunya Sub Bidang Bina Keluarga Balita-Anak dan
Ketahanan Keluarga Lansia.
b.
Kegunaan
Diharapkan laporan ini dapat menjadi bahan acuan
dalam membuat rencana kegiatan pada dan menjadi kerangka acuan penganggaran
kegiatan tahun 2012 khususnya Sub Bidang Bina Keluarga Balita-Anak dan
Ketahanan Keluarga Lansia-Rentan, Bidang KS-PK Perwakilan BKKBN Propinsi
Kalimantan Selatan.
B.
PELAKSANAAN KEGIATAN
1.
Pembukaan
Kegiatan pembukaan
dilaksanakan pada tanggal 27 September 2011 pukul 19.00 WIB bertempat di
Pendopo Kediaman Gubernur Sumatera Selatan dengan susunan acara :
a.
KESENIAN MENAMPILKAN
TARIAN “LILIN SYIWA”
|
b.
DOA
|
c.
MENYANYIKAN LAGU
INDONESIA RAYA
|
d.
MENYANYIKAN LAGU MARS KB
|
e.
LAPORAN KETUA PANITIA,
DIREKTUR KETAHANAN REMAJA
|
f.
SAMBUTAN WAKIL GUBERNUR PROPINSI SUMATERA SELATAN YANG MENYAMPAIKAN TENTANG
PENTINGNYA PROGRAM KB SERTA DUKUNGAN PEMERINTAH DAERAH SUMATERA SELATAN
TERHADAP PROGRAM KEPENDUDUKAN DAN KB
|
g.
SAMBUTAN KEPALA BKKBN
PUSAT SEKALIGUS MEMBUKA ACARA KOSI
|
|
2.
Kebijakan-Kebijakan Service dan
Mission Center
a.
Sekretariat Utama
Dengan inti pembahasan adalah mengenai Balance
Score Card, salah satunya adalah mengenai Internal Bussiness Process yakni
perencanaan berbasis kinerja dan laporan keuangan agar tetap dalam katagori
Wwajar Tanpa Persyaratan dalam pengelolaan keuangan di lingkungan Badan/Lembaga
Negara, ini menjadi bahan dasar atas Outcome Kinerja dan Key Performance
Indicator terdiri dari Indeks kepuasan stakeholder terhadap Dokumen
Perencanaan, RKAKL tanpa Bintang dan Indeks kepuasan stakeholder terhadap
sasaran program KKB.
Perkiraan outcome yang perlu mendapat persetujuan
terdiri dari :
1)
Reformasi BKKBN secara tepat waktu
2)
Meningkatnya jumlah BKKBD
3)
Indeks prilaku CUK
4)
Indeks kepuasan pegawai terhadap
Kepegawaian.
b.
Deputi Bidang ADPIN
Tugas Bidang ADPIN adalah merumuskan dan
melaksanakan norma, standar, prosedur dan kriteria pelaksanaan sedangkan fungsi
ADPIN adalah membuat perumusan dan pelaksanaan terhadap hasil rumusan yang
sudah dibuat.
ADPIN BKKBN Pusat sebagai pembuat rumursan dan
pelaksana rumusan sedangkan Bidang ADPIN Perwakilan BKKBN Propinsi tidak dapat membuat perumusan melainkan
pelaksanaan rumusan. Indikator kinerja yang perlu mendapat persetujuan antara
lain :
1)
Persentasi penduduk yang menerima
kampanye program KKB selama 3 bulan
2)
Persentasi kerjasama kemitraan
meningkat
3)
Persentasi peningkatan struktur
penduduk.
Issue
strategis dari Advokasi dan KIE adalah belum meratanya gaung KKB ke seluruh
lapisan masyarakat, belum menguatnya komitmen politis di lapangan dan belum optimalnya
dukungan data dan informasi serta pemanfaatan operasional di lapangan.
Pada
tahun 2012 akan dilakukan upaya peningkatan penggerakkan KKB secara sistematis,
terencana melalui penguatan advokasi, KIE, kemitraan, pembinaan dan IT.
c.
Deputi Bidang Pengendalian
Kependudukan
Salah satu misi BKKBN adalah mewujudkan
pembangunan yang berwawasan kependudukan. Ini menjadi rumusan yang perlu
disepakati dalam program Pengendalian Kependudukan antara lain meliputi :
1)
Pemanduan kebijakan pengendalian
kependudukan
2)
Perencanaan pengendalian kependudukan
3)
Analisa dampak kependudukan
4)
Kerjasama pendidikan dan kependudukan.
d.
Deputi Bidang KB-KR
Issue strategis Bidang KB-KR adalah mengenai
lemahnya pembinaan PA sedangkan PA memiliki keterkaitan dengan angka drop out,
rendahnya PB untuk Keluarga Pra Sejahtera & KS I disebabkan rendahnya
mekanisme operasional, rendahnya kemandirian sebagai dampak dari mekanisme R/R
yang belum optimal, tingginya Unmet Need, rendahnya peserta KB pasca persalinan
atau pasca keguguran. Lamanya pelayanan di kegiatan pelayanan KB rutin. Dengan
berdasar hal tersebut maka sasaran kegiatan di tahun 2012 untuk mendapatkan
persetujuan antara lain :
1)
Peserta KB Baru sebanyak 7,2 juta
2)
Peserta KB Baru dari Keluarga Pra
Sejahtera dan Sejahtera I sebanyak 3,4 juta.
e.
Deputi Bidang KS-PK
Keluarga adalah pilar bangsa sehingga diharapkan
dengan membina keluarga akan dapat menciptakan sumber daya manusia yang
berkualitas diperlukan pembinaan terhadap keluarga. Nilai keluarga terdiri dari
cinta kasih, saling menghormati, komitmen, tanggungjawab dan kebersamaan.
Hubungan social yang harmonis memerlukan lingkungan yang kondusif, memiliki
kekuatan ikatan emosional, kesetiaan orangtua dan consensus dalam keluarga.
Peningkatan kualitas manusia memerlukan dukungan
baik dalam pola demokrasi maupun demokrasi keterbukaan maka keluarga memiliki
tugas penting seperti pemenuhan dan pemeliharaan kebutuhan fisik, alokasi
sumber daya manusia dan pembagian yang tegas dalam keluarga. Oleh karenanya
BKKBN melakukan pembinaan melalui BKB dan Anak, BKR dan Remaja, BKL dan Rentan
serta Pemberdayaan Ekonomi Keluarga.
f.
Deputi Bidang Latbang
Tugas Deputi Latbang adalah di bidang Pelatihan,
Penelitian dan Pengembangan dengan menyelenggarakan fungsi seperti merumuskan
kebijakan teknis bidang Diklat dan Litbang KKB, pelaksanaan kebijakan teknis di
bidang Diklat dan Litbang KKB, penyusunan norma-standar-prosedur dan kriteria
di bidang Diklat dan Litbang KKB serta pemberian bimbingan teknis dan
fasilitasi di Bidang KKB.
Berdasar Perka No. 92 tahun 2011 tentang
Organisasi dan Tata Laksanan Balai Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan
Keluarga Berencana ada disebutkan bahwa hanya ada 8 Balai Diklat yang menjadi
UPT Diklat yang dalam kegiatan sehari-hari mendapat pembinaan dari Kepala
Perwakilan BKKBN Propinsi.
C.
HASIL-HASIL PERTEMUAN SUB BIDANG BINA
KELUARGA BALITA-ANAK DAN KETAHANAN KELUARGA LANSIA-RENTAN
1.
Direktur Balita dan Anak
Program mengacu pada UU 52 tahun
2009 pasal 48 tentang Pembangunan Keluarga
melalui Pembinaan Ketahanan Keluarga dan UU no 23 tahun 2002 tentang
perlindungan anak.
Peran keluarga dimana tanggung
jawab orangtua dalam mengasuh tumbuh kembang anak. Usia anak berdasar UU no 23
tahun 2002 sampai dengan usia 18 tahun. Landasan hukum program BKB Instruks
Kepala BKKBN No. 2716 tahun 2008 dan Permendagri no 11 tahun 2011 dimulai tahun
80-an sehingga seharusnya memasuki masa keemasan dan diharapkan bisa kembali ke
masa sebelumnya.
Strategy map menjadi bagian dari
pekerjaan di Balita dan anak dengan outcome meningkatnya pengetahuan dan sikap
keluarga Balita dan anak dalam pengasuhan Balita dan anak dengan kegiatan
meningkatkan komitmen dan meningkatkan peran serta masyarakat
Semua tergantung pada kegiatan advokasi dan KIE
Perwakilan BKKBN Propinsi terhadap pemerintah daerahnya supaya dapat
bersama-sama melakukan kegiatan pembinaan terhadap keluarga Balita dan anak.
Bisnis internal proses yang harus dilakukan :
a. Peningkatan
keterampilan
b. Capacity
building
c. Perencanaan
d. Pembinaan
e. Peningkatan
f.
Monitor dan evaluasi
KPI Di Bidang Bina Keluarga Balita dan anak :
a. Persentasi
keluarga Balita dan anak yang memiliki KKA
b. Jumlah
keluarga yang mempunyai Balita dan anak aktif daalm kelompok kegiatan BKB
c. Persentasi
PUS anggota Poktan BKB menjadi peserta KB
Inisiatif Strategis
a. Mengembangkan
kebijakan, strategi dan materi
b. Mengembangkan
PSP
c. Menyediakan
sarana dan pra sarana
Peningkatan kualitas SDM sbb SDM adalah pilar
pembangunan bangsa. Rumah tangga merupakan titik sentral peningkatan kualitas.
Saat ini rata-rata penduduk Indonesia rata-rata berpendidikan SD. Pembinaan
TUMBANG anak sejak Balita. Anak akan TUMBANG dg baik bila mendapat gizi yg
baik, kasih saying dan stimulasi dari anggota keluarga. Oleh karenanya keluarga
penting dlm pembinaan TUMBANG.
Konsep BKB merupakan wadah kegiatan bagi keluarga
yg memilik anak berusia 0 sampai dengan 6 tahun. Tujuannya adalah membedayakan
kualitas dan kapasitas keluarga dalam membina TUMBANG anak. Dalam kelompok BKB
yang dilakukan adalah penyuluhan KB, bmbinganm cara pengasuhan dan pembinaan
TUMBANG disertai ketersediaan APE, dongeng, nyanyian serta media lainnya
sehingga kelompok bisa berkembang dengan cara berintegrasi dengan sector lain
yg juga melakukan kegiatan pembinaan thd anak.
Keluarga adalah lingkungan utama dan pertama yang
dikenal anak untuk mengasuh, menempatkan nilai-nilai thd anak.
Dalam teori ekologi bhw lingkungan akan banyak
berpengaruh dan filternya adalah keluarga.
Inti pembangunan nasional adalah mencerdaskan
bangsa tanpa ada deskriminasi thd anak-anak. Dalam SDM yg diprlukan adalah
watak shg yg diperlukan adalah pembinaan thd watak.
Kondisi BKB saat ini adalah :
1. Rendahnya
advoaksi dan KIE tentang BKB
2. Hasil
Survey RPJM baru 34,12% yang mengetahui cara pembinaan TUMBANG Anak.
PENGHITUNGAN PPM KELOMPOK BKB
Sebelumnya dilakukan dengan menggunakan rata-rata
pencapaian tiap propinsi per tahun. Ada beberapa daerah yang jumlah penduduk
sedikit memiliki PPM banyak akibat nilai rata-ratanya bagus. Ada informasi dari
Biro data mengenai PPM termasuk tentang DAK untuk pengadaan BKB Kit.
Banyak pemerintah daerah yang
belum optimal dalam komitmen pembinaan BKB. Harapannya, ke depan kegiatan Advokasi
dan KIE lebih meningkat. Salah satu yang perlu adalah adanya kebijakan yang
menjadi landasan hukum untuk program integrasi melalui TP PKK. Oleh karenanya
perlu menempatkan anggaran untuk study banding bagi stakeholder dan TP PKK.
Anggaran untuk Balita dan anak
meningkat menjadi 65 M. Ini dikarenakan beberapa kegiatan pelatihan bidan dan
dokter yg semula menjadi fokus kegiatan sudah selesai pada tahun 2011 sehingga
sebagian besar dana akan dialihkan ke bidang KS-PK.
KKP Balita dan anak Kalsel sebanyak 302 untuk
tahun 2011 sedangkan tahun 2012 menjadi 300. Hal ini masih perlu disepakati.
Hal yang perlu dicermati adalah mengenai DAK Kalsel sebanyak 4 Kabupaten, untuk
pengadaan BKB Kit sebanyak 1.659 buah dengan nilai sebesar Rp. 2.000.000
sehingga total pagu DAK Pengadaan BKB Kit untuk Propinsi Kalsel sebesar Rp.
3.318.000.000,- . Berdasar data DAK tahun 2011.
Informasi yang Pelatihan TOT untuk 1 orang peserta
data base online (staf) untuk menjadi wali data guna mengakses data BKB.
Transport ditanggung Propinsi. Selain itu bisa disediakan dana mandiri dg biaya
Rp. 515.000,- selama 2 hari.
Dalam rangka Hari Ibu tanggal 22 Desember akan ada
penilaian pengelola dan kelompok BKB terbaik agar dikoordinasikan dengan Kementerian
Pemberdayaan Perempuan. Akan dilaksanakan dan harus dilakukan secara
berjenjang. Akhir November untuk kelompok BKB terbaik tingkat propinsi harus
sudah sampai ke BKKBN Pusat. Nominasi kelompok BKB terbaik harus link dg TP PKK
sehingga antara kelompok dengan pengelola terdapat satu nama.
2.
Direktur Ketahanan Keluarga Lansia
TUPOKSI ke-direktur-an termasuk
Direktorat Ketahanan keluarga Lansia dan Rentan berdasar Perka no 72/PER/BS/2011
hampir seluruhnya adalah pembuatan konsep (penyiapan konsep) antara lain :
a. Perumusan
dan pelaksanaan kebijakan tehnis di bidang pengembangan program, pelembagaan
serta monitoring dan evaluasi pembinaan ketahanan keluarga lansia dan rentan.
b. Perumusan
dan pelaksanaan Norma, standar, prosedur , tehnis dan fasilitas pengembangan
program, pelembagaan serta monitoring evaluasai pembinaan ketahanan keluarga
lansia dan rentan.
Di Perwakilan BKKBN Propinsi Kalimantan
Selatan berdasar Perka nomor 82/PER/BS/2011 adalah melakukan tugas penyiapan
pelaksanaan.
Kebijakan strategis
a. Peningkatan
PSP : Pengetahuan/Sikap/Prilaku
b.
Kegiatan yang terkait dana berada
dalam ring kedua yakni pejabat eselon IV
a.
Jumlah lansia berdasar hasil Mini
Survey sebanyak 19 juta maka diharapkan ada kegiatan penyiapan sarana dan
prasana bg masyaralat lansia sehingga persentasi keluarga yg mengikuti BKL.
c.
Performance indicator :
1)
Persentas keluarga yang punya lansia
menjadi anggota kelompok
2)
Jumlah kelompok BKL yang aktif
melaksanaan pembinaan lansia dan rentan
3)
Jumlah anggota kelompok yang hadir
dalam pertemuan kelompok kegiatan BKL.
d.
Rumusan indicator
S : seluruh keluarga
K : yg punya kartu kendali
D : Datang terus
KA:
aktif
Kebijakan : Meningkatkan PSP Keluarga lansia
dlm pembinaan
Strategi : meningkatkan komitmen
dan meningkatkan epran kemitraan.
Percontohan disebabkan adanya
keraguan mengenai adanya kelompok Bina-Bina di Kabupaten/Kota.
D.
PENUTUP
Demikian
laporan ini dibuat sebagai pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugas dalam
kegiatan Konsolidasi Kepala Seksi / Kepala Sub Bidang Mission Center tahun
2011.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Email