Prinsip-prinsip
di dalam penerapan management tidak hanya berlaku di dunia usaha yang
berorientasi pada pencapaian profit melainkan berlaku juga dalam pelaksanaan
kegiatan dalam sistem pemerintahan. Hal ini disebabkan, sebagai sebuah sistem, pemerintahan
memiliki tujuan berupa visi dan misi yang bisa dicapai dengan menerapkan
prinsip-prinsip management.
Seorang tokoh
manajemen terkenal yaitu Henry Fayol mengemukakan prinsip-prinsip manajemen,
yakni:
1.
Division
of work
Yaitu
pembagian kerja dengan tujuan untuk menghasilkan pekerjaan yang lebih banyak
dan lebih dengan usaha yang sama.
2.
Authority
and Responsibility
Authority
(wewenang) didalam manajemen sangat diperlukan guna melaksanakan kegiatan /
operasional perusahaan. Disamping adanya wewenang juga diperlukan tanggung
jawab (responsibility), sehingga wewenang yang telah diberikan harus mempunyai
tanggung jawab.
3.
Disipline
Disiplin
adalah melakukan apa yang sudah menjadi komitmen bersama baik antara pimpinan
dengan bawahan maupun sesama anggota manajemen. Disiplin ini sangat penting
karena suatu usaha tidak akan berhasil tanpa adanya kedisplinan.
4.
Unity
of command
Kesatuan
aba-aba (perintah) mutlak diperlukan bilamana suatu tujuan manajemen dapat
dianggap berhasil. Karena pada dasarnya dalam perserikatan manusia, dalam
industri, perdagangan, ketentaraan, rumah tangga ataupun negara, instruksi yang
bersifat dualistis adalah sumber konflik yang tiada akhir dan dapat
membahayakan anggota manajemen maupun anggota masyarakat yang lainnya.
5.
Unity
of direction
Untuk
dapat mencapai suatu tujuan bersama diperlukan adanya kesatuan arahan, sehingga
dengan demikian tidak akan terjadi perbedaan arahan yang menyebabkan tujuan
tersebut tidak tercapai.
6.
Subordination
of individual interest to general interest
Kepentingan
umum dan tujuan bersama merupakan hal diatas segalanya dibandingkan dengan
kepentingan pribadi atau tujuan pribadi (kelompok).
7.
Remuneration
Penghargaan
(pemberian gaji yang sepadan) dan perbaikan kesejahteraan para karyawan dalam
bekerja merupakan stimulus bagi karyawan untuk dapat bekerja dengan baik dan
dapat memenuhi target (tujuan) perusahaan.
8.
Centralization
Sentralisasi
atau Desentralisasi dapat digunakan tergantung pada seberapa besar tingkatan
organisasi yang dipakai. Bilamana suatu organisasi masih dalam taraf kecil,
maka desentralisasi tidak diperlukan. Akan tetapi bila suatu organisasi sudah
berkembang pesat dan menjadi besar maka desentralisasi diperlukan disamping
perlunya sentralisasi juga.
9.
Scalar
chain
Prinsip
scalar chain (rantai saklar) yakni mempermudah komunikasi antara pegawai
setingkat sehingga dapat mengabaikan line of authority di tingkatan mereka.
10.
Order
Penempatan
orang dan penempatan pekerjaan haruslah sesuai dengan kebutuhan dan tujuan
perusahaan. Sehingga pemesanan dan pemilihan akan sumber daya yang tepat sangat
perlu diperhatikan.
11.
Equity
Dalam
rangka merangsang pekerja dalam melaksanakan tugasnya dengan kesungguhan dan
kesetiaan diperlukan keramahan dan keadilan. Karena kombinasi keramahan dan
keadilan akan menghasilkan equity (modal utama)
12.
Stability
of turn over of personnel
Stabilitas
kondisi personal karyawan mutlak diperlukan dan harus mendapat perhatian bila
tidak ingin target dan tujuan perusahaan terhambat dan terbengkalai.
13.
Initiative
Sumber
kekuatan perusahaan adalah adanya insiatif di kalangan atasan dan bawahan,
khususnya pada masa sulit. untuk itu penting menggairahkan dan mengambangkan
inisiatif yang semaksimal mungkin.
14.
Esprit
de crops
Persatuan
dan kehamonisan merupakan kekuatan besar bagi perusahaan sehingga diperlukan
usaha untuk merealisasikan. ‘Memecah kekuatan untukmelemahkannya adalah suatu
tindakan yang bijaksana, tetapi memecah-mecah tim sendiri merupakan dosa besar
di dalam suatu perusahaan.’
Penerapan
prinsip-prinsip management di atas apabila disatukan dengan visi dan misi yang
sama sebenarnya tidak menyebabkan terjadinya pertentangan antar bagian,
meskinpun bagian-bagian dalam lembaga pemerintahan tersebut kerap dibagi ke
dalam 2 misi yakni misi utama yang sifatnya menentukan pencapaian sebuah visi
dan misi penunjang yang sifatnya sebagai penunjang misi utama.
Sebagai sebuah
sistem, pembagian misi diharapkan justru mempercepat pencapaian tujuan
organisasi. Akan tetapi pembagian misi dalam pencapaian visi ini bisa menjadi
masalah tersendiri saat sebuah sistem bersentuhan dengan unsur-unsur management seperti :
- Men, tenaga atau orang-orang yang dimanfaatkan;
- Money, anggaran yang dibutuhkan;
- Materials, bahan atau material yang diperlukan;
- Machines, mesin atau alat yang dipergunakan dalam berproduksi;
- Method, cara yang dipergunakan dalam bekerja;
- Marketing, pasar dan pemasaran hasil produksi yang dihasilkan
Kenyataan
inilah yang kemudian memunculkan kondisi pertentangan antara satu dengan yang
lain terutama dalam hal money atau anggaran yang dibutuhkan dalam pencapaian visi
sebuah sistem, termasuk sistem dalam pemerintahan.
OPERASIONAL VS
PENUNJANG
Badan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional merupakan salah satu bagian dalam sistem
pemerintahan yang membagi misi pelaksanaan management-nya pencapaian tujuan
menjadi Mission Center yang berperan langsung dalam pencapaian tujuan dan
Service Center yang berperan menunjang terhadap tugas pokok dan fungsi dari
Mission Center. Satu sama lain tidak saling bertolak belakang melainkan saling
terkait untuk mewujudkan tujuan program yakni Penduduk Tumbuh Seimbang Tahun
2015. Namun ketika terkait dengan unsur-unsur management maka satu sama lain
ternyata bisa saling bertolak belakang. Yang paling berpengaruh adalah
pengetahuan program bagi masing-masing pengemban missi.
1. Mission
Center
Sebagai
pengemban misi, bagian-bagian yang berada dalam gugus kegiatan ini lebih
bersifat operasional dan bersentuhan langsung dengan subyek maupun obyek dari program. Oleh karenanya, penempatan
unsur-unsur management di bagiaan ini akan terfokus pada ketetapan dan
kepastian jumlah antara lain :
- a. Men bukan hanya sebagai para pelaksana program melainkan juga subyek dan obyek program seperti Peserta KB Baru, Peserta KB Aktif, Kelompok Bina-Bina, Kader Bina-Bina dan seterusnya.
- b. Materials yakni bahan yang diperlukan agar tujuan tercapai seperti sarana pelayanan penunjang, modul, sarana pelayanan, sarana penyuluhan dan seterusnya.
- c. Machine yakni peralatan yang diperlukan agar jumlah sasaran program KB bisa memenuhi target seperti laparskopi, alat kontrasepsi, perlengkapan pelayanan dan mekanisme operasional pelaksanaan kegiatan di lapangan.
- d. Method yakni cara kerjanya juga jelas yakni dengan melihat pada hasil seperti kesertaan ber-KB, kesertaan dalam pembinaan kelestarian ber-KB dan seterusnya yang dilakukan dalam Kelompok-Kelompok Kegiatan.
- e. Marketing yakni cara pemasaran program yang tidak bisa dilakukan sendiri melainkan harus bekerja sama dengan service center.
- f. Money yakni anggaran yang diperlukan agar tujuan program bisa terpenuhi dan bisa dilaksanakan oleh bagian-bagian dalam gugus mission center.Penetapan anggaran dihitung sesuai dengan target-target yang ditetapkan sehingga nilai nominal-nya sangat logis bila ditinjau dari sudut pandang matematis.
2. Service
Center
Sebagai
pendukung terlaksananya kegiatan di mission center, bagian ini tidak
bersentuhan langsung dengan subyek maupun obyek program melainkan memberi stimulan
terhadap subyek maupun obyek pelaksana
program. Dari sudut pandang ini maka unsur manajemen yang perlu diperhatikan
dalam bagian-bagian di gugus service center adalah :
- a. Men adalah orang-orang yang mendukung terpenuhinya kebutuhan mission center. Pada sistem yang diterapkan BKKBN maka orang-orang tersebut bukan hanya pengelola program di tingkat Pusat dan Propinsi melainkan hingga ke lini lapangan.
- b. Materials yakni bahan yang diperlukan tentunya terkait dengan kebutuhan menunjang kegiatan mission center seperti informasi, pengetahuan, peraturan hukum dan sarana-sarana lain yang diperlukan.
- c. Machine yakni peralatan yang dipergunakan untuk menunjang kegiatan mission center seperti media massa, tokoh formal dan tokoh informal serta media komunikasi lainnya
- d. Methode yakni cara yang dilakukan untuk bisa menunjang kegiatan mission center seperti siaran, promosi-promosi, media tradisional dan sebagainya.
- e. Marketing yakni pemasaran program dengan pemanfaatan kegiatan momentum
- f. Money yakni anggaran yang diperlukan untuk dapat melaksanakan kegiatan yang menunjang kegiatan mission center.
3. Analisis
Masalah dalam Anggaran
Perimbangan
dalam sebuah anggaran sangat mutlak diperlukan. Plafon anggaran yang jelas akan
lebih memudahkan dalam menerapkan anggaran yang berimbang. Dalam hal ini,
perimbangan bukan dipandang dari segi nominal anggaran semata melainkan antara
input dan output yang dihasilkan.
Mengetahui
bahwa keberhasilan gugus tugas di mission center bergantung pada pelaksanaan
kegiatan di service center maka ideal-nya anggaran di bidang service center
tidak hanya terfokus pada materials, method dan machine saja melainkan
memperhitungkan men di dalam pelaksanaan kegiatan pada service center. Dalam hal ini lini lapangan merupakan pihak-pihak yang tidak termarjinal-kan dalam anggaran.
Ketika sebuah dana dengan nilai
nominal terbesar namun kebutuhan men di lini lapangan hanya terakomodir kurang
dari 10% (bahkan di bawah 5%) maka ini akan menjadi sumber masalah baru. Yang paling umum dirasakan adalah men di lini lapangan
merasa dikebiri dalam hal anggaran akan tetapi diperah dalam hal pencapaian.
Dampak dari masalah itu akan dirasakan langsung oleh mission center yang
bersifat operasional dibanding service center yang bersifat non operasional.
Salah
satu dari prinsip managemen adalah menumbuhkan bibit keharmonisan sehingga
kondisi ini menjadi hak prerogative leadership dalam menentukan langkah
selanjutnya. Termasuk di dalamnya memberikan informasi yang benar mengenai mekanisme operasional dimana dalam skema pelaksanaan kegiatan justru kader dan petugas di lini lapangan menjadi ujung tombak yang diharapkan tidak menjadi tumpul karena menjadi ujung tombok dalam pemenuhan target-target.
Bukan hanya itu. stakeholder di level pemegang hak otonomi juga sepatutnyalah mendapat advokasi mengenai pentingnya unsur "men" dalam program Kependudukan dan KB dengan mengingat kewenangan atas pengelolaan SDM dan SDA berada di tingkat Kabupaten/Kota sedangkan di sisi lain Kependudukan dan KB merupakan bagian dari tugas wajib pemerintahan.
Bukan hanya itu. stakeholder di level pemegang hak otonomi juga sepatutnyalah mendapat advokasi mengenai pentingnya unsur "men" dalam program Kependudukan dan KB dengan mengingat kewenangan atas pengelolaan SDM dan SDA berada di tingkat Kabupaten/Kota sedangkan di sisi lain Kependudukan dan KB merupakan bagian dari tugas wajib pemerintahan.
Semoga
program Kependudukan dan KB tetap jaya !!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Email