SCROLL

SELAMAT DATANG DI Uniek M. Sari's BLOG

Kamis, 07 Maret 2013

VISI PRIBADI DAN VISI ORGANISASI

Reformasi Birokrasi merupakan salah satu agenda reformasi pemerintah yang harus terwujud pada tahun 2014. Untuk itulah berbagai instansi pemerintah melakukan inovasi dalam upaya memenuhi tuntutan reformasi tersebut. Seperti halnya yang dilakukan BKKBN. Dengan berbagai fasilitas yang dimiliki, BKKBN berupaya keras melakukan reformasi birokrasi.

Hal ini disampaikan dalam kegiatan Sosialisasi Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi dengan menggunakan fasilitas video konfrensi guna menjelaskan cara pengukuran pelaksanaan reformasi birokrasi di BKKBN. Aplikasi pengukuran pelaksanaan reformasi sangat sederhana untuk dilakukan namun masih memerlukan perbaikan untuk menjaga keamanan survey Pelaksanaan Reformasi Birokrasi itu sendiri. Hal ini menyebabkan penundaan pelaksanaan survey secara online yang seyogyanya dicanangkan akan dilakukan sejak hari ini, 7 Maret 2013.

Dari paparan yang disampaikan Tim Reformasi Birokrasi pada video conference tadi, ada beberapa hal yang bisa dipelajari secara lebih cermat yakni mengenai Visi Pribadi dan Visi Organisasi. Pertanyaan yang dilontarkan moderator, cukup sederhana namun sangat menggelitik yaitu apakah visi pribadi sama dengan visi organisasi ?

Visi Organisasi

Visi berasal dari kata vision yang berarti gambaran. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, visi  berarti (1) kemampuan untuk melihat pada inti persoalan; (2) pandangan atau wawasan ke depan:  (3) kemampuan untuk merasakan sesuatu yang tidak tampak melalui kehalusan jiwa dan ketajaman penglihatan; (4) apa yg tampak dalam khayalan; (5) penglihatan; pengamatan.

Kalau dihubungkan dengan organisasi maka akan lebih terkait dengan program sehingga pengertian visi organisasi lebih tepat diartikan sebagai pandangan atau wawasan ke depan. Dengan demikian, ketika program yang melekat pada Kependudukan dan Keluarga Berencana adalah menekan laju pertumbuhan penduduk maka visi yang ditetapkan adalah Penduduk Tumbuh Seimbang. Untuk bisa sampai pada kondisi Penduduk Tumbuh Seimbang diperlukan satu upaya yakni mengatur kelahiran hingga setiap wanita hanya memiliki anak 1-2 orang sepanjang usia suburnya. Oleh karenanya, program Kependudukan dan Keluarga Berencana mengusung jargon, DUA ANAK CUKUP.

Visi organisasi ini dilaksanakan dengan membuat perencanaan strategis sampai dengan aplikasinya di lini lapangan. Pencapaian-pencapaian target yang ditetapkan dari tahun ke tahun kemudian dievaluasi ternyata menunjukkan angka yang cukup mencengangkan. Total fertility rate yang diharapkan berada di angka 2,1 ternyata berdasar hasil SDKI 2012 masih berada diangka 2,6 yang berarti tidak ada perubahan capaian pada tahun 2007. Kegagalan ini bukannya tanpa sebab melainkan disebabkan oleh banyak faktor penyebab.


Promosi


Kalau dianalogikan ke dunia bisnis maka yang dijual BKKBN adalah pelayanan KB. Agar pelayanan KB ini mampu terjual ke masyarakat dan kemudian menimbulkan kepuasan bagi masayarakat dan bagi pemerintah maka diperlukan slogan atau jargon tehnik promosi yang tepat. Bila dikaitkan lagi dengan target pada RPJMN 2010-2014 maka penjualan program ini sudah berada pada limit waktu.

Untuk meningkatkan penjualan dalam waktu singkat secara cepat diperlukan strategi promosi yang tepat dan kreatif, yaitu dengan melakukan pull strategy maupun push strategy. Full strategy banyak melibatkan kegiatan iklan, brand, trade promo dan consumer promo. Sedangkan push strategy banyak melibatkan agen – agen penjualan sebagai perantara. Ketidaktepatan ramuan masing – masing program promosi yang dijalankan, menyebabkan pemborosan biaya promosi tanpa menghasilkan peningkatan penjualan yang cukup signifikan.

Promosi untuk peningkatan pelayanan KB sudah banyak dilakukan bahkan berdasar laporan hasil pelayanan KB sudah maksimal dilaksanakan namun tidak bergesernya TFR dari angka 2.6 di tahun 2007 pada tahun 2012 membuktikan bahwa masih perlu dievaluasi lagi strategi promosi program KB.

Yang sangat diperlukan dalam menentukan strategi promosi program KB agar dapat berhasil dan memiliki impact (pengaruh) yang besar adalah mengetahui 
  1. Positioning dimaknai sebagai penempatan sumberdaya organisasi Hal ini sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan promosi. Seseorang yang tidak memiliki kompetensi berkomunikasi aktif maupun pasif sudah barang tentu tidak dapat melakukan promosi sehingga perlu dicermati saat menempatkan seseorang pada posisi penting bagi organisasi. Kominukasi verbal dan non verbal atau komunikasi aktif dan pasif merupakan salah satu syarat untuk bisa menduduki jabatan sebab seseorang yang duduk pada sebuah jabatan dalam organisasi seharusnya memiliki peran sebagai promotion agent of organization.
  2. Differentiation, dimaknai sebagai keunggulan organisasi. Keunggulan ini yang membedakan organisasi satu dengan yang lainnya. Semua organisasi memiliki tujuan yang sama yakni meningkatkan kesejahteraan dan memiliki sasaran yang sama yakni masyarakat. Untuk dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat adalah dengan memenuhi kebutuhan dasar dan kebutuhan lain yang diperlukan masyarakat. Keanekaragaman kebutuhan masyarakat inilah merupakan target yang harus dicapai oleh semua organisasi. Keunggulan organisasi tentunya harus melihat pada kebutuhan masyarakat ini. Ketika BKKBN fokus pada peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pengaturan kelahiran maka segmentasi sasaran promosi sangat jelas adalah pasangan usia subur.
  3. Branding diri kita, dimaknai sebagai pemberian label pada individu yang berada didalam organisasi. Ketika dalam upaya pelayanan KB sebagai program yang diberikan kepada masyarakat dengan menggunakan slogan promosi dua anak cukup maka branding diri kita seharusnya sejalan dengan  slogan ini.
Ketiga hal di atas bukanlah berdiri sendiri melainkan merupakan satu rangkaian yang terkait satu sama lain sehingga kegiatan promosi dapat dilakukan tanpa terbatas pada jenis promosi dan media yang digunakan. 
Dalam sessi tanya jawab pada acara video konfrensi tanggal 7 Maret 2013 tersebut, pernyataan yang dilontarkan dari Provinsi Papua mengenai Petunjuk Pelaksanaan Penetapan Pejabat Struktural masih belum mengacu pada jumlah anak yang menjadi slogan dari BKKBN. Terkadang branding diri  ini dianggap tidak penting dengan alasan bahwa pejabat di Provinsi dan Pusat tidak bersentuhan langsung dengan masyarakat sehingga bisa diabaikan. Namun bila kembali pada hal yang mempengaruhi keberhasilan promosi  adalah positioning dan diffentiation maka sudah seharusnya hal ini bisa dievaluasi ulang. Terkait dengan pertanyaan apakah visi pribadi sama dengan visi organisasi bisa dijawab dengan tegas yakni visi organisasi seharusnya menjadi visi pribadi dan visi pribadi sejalan dengan visi organisasi sehingga sebagai bagian dari organisasi bisa menjalankan peran  promotion and marketer program Kependudukan dan Keluarga Berencana.
Tulisan ini benar-benar terinspirasi dari pernyataan dari provinsi Papua pada Video Konfrensi Sosialisasi Survey Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi
Semoga bermanfaat. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Email

Entri yang Diunggulkan

MENILIK KELEMBAGAAN (Pengamatan dari 3 bagian)

S aya sudah pernah menulis mengenai kelembagaan BKKBN dalam artikel di  https://uniek-m-sari.blogspot.com/2015/02/uu-no-23-tahun-2014-dan-kk...