Secara umum salam diartikan sebagai cara bagi makhluk hidup untuk secara sengaja meng-komunikasi-kan kesadaran akan kehadiran orang lain untuk menunjukan perhatian dan/atau untuk menegaskan atau menyarankan jenis hubungan atau status sosial antar individu atau kelompok orang yang berhubungan satu sama lain. Tujuan sebuah salam adalah untuk mempererat hubungan.
Dalam tulisan kali ini, saya ingin membahas mengenai pohon salam. Tentunya bukan salam secara khusus dalam pengertian agama atau kepercayaan, melainkan salam-salam yang berkaitan dengan pelaksanaan sebuah program. Dalam hal ini khususnya program KKBPK.
Struktur Pohon
Seperti diketahui bersama, yang nampak dipermukaan dari sebuah pohon adalah batang, cabang, ranting, ruas untuk kemudian di setiap ruas inilah ada lembaran daun sehingga berbentuk pohon.
Sebuah pohon yang hanya terdiri dari batang, tentu bukan pohon hidup sebab ciri sebuah pohon hidup adalah adanya daun. Dan daun, tidak tumbuh di batang pohon, minimal tumbuh di pelepah batang pohon yang merupakan bagian dari batang pohon.
Pohon Salam
Program utama dari Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga adalah menahan laju pertumbuhan penduduk dengan program pengaturan jarak dan jumlah kelahiran. Dengan demikian slogan DUA ANAK CUKUP dapat mewakili pelaksanaan program di lembaga pemerintah non departemen ini.
Slogan itu kemudian diikuti dengan salam yang khas terdengar sudah sejak lama yaitu samal KB yang akan dijawab dengan DUA ANAK CUKUP, BAHAGIA SEJAHTERA.
Dengan salam dan jawaban ini, sebenarnya sudah mewakili program Keluarga Berencana secara keseluruhan.
Akan tetapi, dengan perkembangan situasi dan kondisi lingkungan eksternal, program KKBPK kemudian melaksanakan berbagai kegiatan di berbagai kelompok umur. Akhirnya setiap kegiatan unit yang menyelenggarakan program KKBPK memiliki salam-salamnya sendiri.
Sebagai sebuah pohon, salam KB akhirnya bercabang menjadi salam petugas lapangan KB, salam GenRe, salam Lansia, salam BKB, salam KKBPK dan salam lainnya. Jawaban salam-pun beraneka ragam. Pada akhirnya, dari sebatang pohon salam KB menjadi cabang, ranting dan ruas salam yang cukup banyak. Siapa yang menanggung beban salam ini ?
Beban Salam
Ketika sebuah salam muncul, awalnya diperkenalkan kepada 33 orang dari 33 provinsi dan hanya untuk kalangan di cabang salam itu sendiri. Tetapi ketika salam membentuk ranting maka 33 provinsi sudah menerima salam cabang dan salam ranting.
Bila sebuah pohon memiliki 6 cabang dan 30 ranting maka jumlah salam sangat bergantung pada cabang dan ranting ini. Beruntung kalau dari 6 cabang ini tidak semua ranting memiliki salam. Kalau semua ranting memiliki salam maka penyebaran ke 33 provinsi menjadi sebanyak 37 salam yakni salam utama, salam cabang dan salam ranting.
Siapa yang terkena beban salam ? Pembahasan berikut gambarannya.
Struktur pohon, sama dengan struktur organisasi. Atau boleh jadi, struktur organisasi merupakan pengejawantahan dari sebuah pohon. Itu sebabnya, sebuah organisasi besar akan terdiri dari organisasi pusat atau organisasi induk, organisasi cabang, organisasi ranting dan seterusnya hingga organisasi tersebut berada di tingkat paling rendah dan rimbun yakni desa/kelurahan. Disebut rendah karena secara tata perintahan levelnya terakhir adalah desa/kelurahan disebut rimbun karena jumlah desa/kelurahan lebih banyak dibanding jumlah kecamatan apalagi dibanding jumlah kabupaten/kota dan jumlah provinsi.
Beban pekerjaan sebuah program berada di level desa/kelurahan. Kalau di organisasi induk terdapat pembagian struktur yang melaksanakan tugas secara terfokus hanya pada tugas pokok dan fungsi dari strukturnya saja, demikian pula bi level provinsi dan kabupaten/kota maka berbeda di tingkat desa/kelurahan.
Seorang petugas lapangan KB adalah struktur utuh dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional dimana bidang perencanaan, bidang KB, bidang KS, Bidang Dalduk, Bidang Adpin, Sekretariat dan Bidang Pelatihan berada di tugas pokok dan fungsi petugas lapangan KB. Akan bisa dibayangkan seorang petugas lapangan KB harus mengucapkan 36 buah salam dipertemuan yang berbeda-beda.
Dampak Salam
Pelaksanaan program KKBPK tidak hanya dilakukan oleh petugas lapangan KB melainkan juga oleh Kader KB. Sama hal-nya dengan petugas lapangan KB, karena setiap pembinaan dari provinsi dan kabupaten/kota membawa salam maka seorang kader KB akan menampung minimal 6 sampai dengan 10 salam.
Bisa dibayangkan kalau semua salam ini sampai ke tengah-tengah masyarakat dengan pendidikan yang rata-rata SD. Bisa jadi dengan analisis sederhana-nya masyarakat akan bertanya, sebenarnya program KKBPK itu fokusnya kemana ? Kalau kemudian jawaban atas pertanyaan itu tidak sesuai yang diharapkan maka akan menimbulkan kesimpulan bahwa program KKBPK itu tumpang tindih dengan program lain. Pada akhirya mempengaruhi pelaksanaan program KKBPK itu sendiri di tengah-tengah masyarakat karena mereka ambigu dengan tujuan program yang dijalankan oleh petugas lapangan KB dan oleh kader KB.
Akan tetapi dengan penggambaran ini, bukan berarti salam-salam tersebut dihilangkan melainkan justru harus lebih difokuskan lagi sesuai dengan segmen dan wilayahnya. Salam harus dibedakan mana salam yang untuk masyarakat banyak dan mana salam yang hanya untuk pelaksana program.
Contoh
- Salam petugas lapangan KB untuk segmen pengelola program bukan semua sektor melainkan pengelola program KKBPK dari tingkat provinsi dan lini lapangan
- Salam KKBPK untuk segmen pengelola program di tingkat provinsi, bukan untuk petugas lapangan KB karena mereka sudah ada salam sendiri
- Salam GenRe merupakan salam untuk segmen remaja maka tidak perlu dibawa ke masyarakat luas melainkan cukup di lingkungan remaja dan pada pertemuan remaja
- Salam lansia merupakan salam untuk segmen bina keluarga lansia, tidak perlu dibawa ke pertemuan umum.
Dengan memahami segmentasi tersebut maka salam akan terfokus sesuai dengan sasaran program dan hal tersebut justru lebih melekat sesuai dengan kelompok kegiatan dimana program KKBPK itu berjalan.
Demikian dan semoga bermanfaatn
Salam KB !!
I am proud to be a family planning participant.......