KARIR
Purna Atmaja
menyebutkan bahwa karir merupakan suatu kondisi yang menunjukkan adanya
peningkatan status kepegawaianseseorang dalam suatu organisasi sesuai dengan
jalur karir yang telah ditetapkan organisasi. Karier adalah semua pekerjaan
atau jabatan yang dipegang selama masa kerja seseorang. Karirmenunjukkan
perkembangan para karyawan secara individual dalam suatu jenjang
ataukepangkatan yang dapat dicapai selama masa kerjanya dalam suatu organisasi.
Pengertian Tentang
Karier:
1. Karir sebagai suatu
rangkaian promosi jabatan atau mutasi ke jabatan yang lebih tinggi dalam
jenjang hirarki yang dialami oleh seorang tenaga kerja selama masa kerjanya.
2. Karir sebagai suatu
penunjuk pekerjaan yang memiliki gambaran atau pola pengembangan yang jelas dan
sistematis.
3. Karir sebagai suatu
sejarah kedudukan seseorang, suatu rangkaian pekerjaan atau posisi yang pernah
dipegang seseoranga selama masa kerjanya. Oleh karena itu, pengertian yang
terakhir ini sangat luas dan umum, karena setiap orang pasti mempunyai sejarah
pekerjaan yang berarti setiap orang pasti mempunyai karir.
Dengan menilik pada
pengertian tentang karier tersebut di atas maka bagi seorang pegawai karir dianggap sebagai :
1. Kesempatan untuk
melakukan sesuatu yang membuat merasa senang (prestise).
2. Kesempatan untuk
mencapai sesuatu yang berharga (prestasi).
3. Kesempatan untuk
mempelajari hal-hal baru,
4. Kesempatan untuk
mengembangkan kecakapan dan kemampuan anda.
Itu sebabnya, sebuah
karir perlu dibuat Perencanaan sehingga fungsi kepegawaian bukan
hanya bagi indovidu melainkan bagi organisasi dimana pegawai tersebut berada.
KOMPETENSI dan JAJAK
PENDAPAT
Dalam
perkembangan selanjutnya, sistem jenjang karir telah mengalami banyak
pergeseran dan pada dekade terakhir ini lebih difokuskan pada sistem jenjang
karir berdasarkan kompetensi. Ini utamanya dilakukan pada instansi pemerintah
yang bersifat vertikal.
David
McClelland adalah orang yang mendefinisikan kompetensi sebagai karakteristik
personal yang dapat membawa pada kinerja yang lebih tinggi.
Karakteristik-karakteristik ini adalah
1. bakat
yakni talenta alami yang di bawa sejak lahir namun mudah dikembangkan oleh seseorang,
2. kemampuan
yakni aplikasi praktis dengan bersumber dari bakat seseorang dan
3. pengetahuan
yakni informasi yang dibutuhkan untuk penyelesaian tugas dan pencapaian tujuan
kegiatan.
Dengan
melakukan uji kompetensi maka karakteristik pegawai-pegawai yang diharapkan
dapat mengisi jenjang karier tertentu bisa dilakukan secara sistematis sehingga
Perencanaan Jenjang Karir bisa dioptimalkan.
Namun
demikian, uji kompetensi bukanlah satu-satunya dasar pertimbangan di dalam
penempatan karir seorang pegawai. Hal ini dikarenakan, pada jenjang tertentu tidak
hanya bisa dipenuhi dari kompetensi seseorang berdasar hasil uji kompetensi
melainkan juga berdasar hasil uji aplikasi yang terlihat dalam perilaku pegawai
itu sendiri. Oleh karenanya, jajak pendapat merupakan salah satu hal yang tidak
bisa dilepaskan dalam Perencanaan Sistem Jenjang Karier yang diemban oleh
sebuah organisasi.
POLA
AKAR RUMPUT
Jajak
pendapat, dilakukan dalam rangka mengumpulkan data valid mengenai seorang
pegawai yang direncanakan akan duduk dalam suatu jabatan tertentu. Jajak
pendapat haruslah terhindar dari unsur subyektifitas sehingga diperlukan metoda
tersendiri untuk mendapatkan data yang valid dan obyektif mengenai pegawai yang
dibutuhkan data perorangannya. Oleh karena itu, hal penting yang mempengaruhi
obyektifitas jajak pendapat adalah :
1. Responden
dalam jajak pendapat
Responden
merupakan faktor berpengaruh yang sangat besar. Ketika sebuah jajak pendapat
dilakukan terhadap responden yang memiliki kepentingan maka data yang diberikan
sudah bisa dipastikan akan bersifat bias. Hal ini tentunya dipengaruhi oleh
kepentingan yang di usung oleh para responden dalam memberikan data dan
informasi. Sehingga, ketika pegawai yang direncanakan akan duduk dalam satu
jabatan dinilai tidak sejalan dengan kepentingan segolongan orang dengan sendirinyai
tidak akan diberi nilai positif oleh para responden.
Kepentingan yang
dominan akan berpengaruh dalam memberikan pendapat. Untuk mendapatkan data yang
obyektif dilakukan dengan melokalisir responden jajak pendapat yakni hanya
terhadap pegawai yang tidak memiliki kepentingan terutama kepentingan untuk
duduk di jabatan yang sama
2. Materi
yang pokok dalam jajak pendapat
Yang dimaksud
dengan materi jajak pendapat adalah data-data yang diharapkan mengarah pada
kondisi pegawai yang diharapkan seperti pola interaksi, pola komunikasi, pola
solving problem dan pola kinerja dalam pencapaian tujuan.
Dengan
ketegasan materi yang ditanyakan maka data yang diperoleh tidak akan bias guna
menghindari pendapat subyektif yang kerapkali tidak mengarah pada pencapaian
tujuan organisasi.
3. Nilai
akhir yang diharapkan
Nilai akhir yang
diharapkan menjadi acuan dalam melakukan jajak pendapat. Ketika nilai akhir
yang diharapkan sudah bias terlebih dahulu maka walau responden maupun materi
sudah tepat tetap akan menghasilkan data yang bias. Oleh karena itu, bila nilai
akhir mengarah pada aplikasi kompetensi pegawai dalam kinerja-nya tidak perlu
dicampur aduk dengan hal-hal yang bersifat pribadi sepanjang tidak mempengaruhi
pencapaian tujuan.
Hal
terpenting dari keseluruhan jajak pendapat itu adalah sumber data dari “akar
rumput” sehingga pengkajian lebih obyektif dan hasil lebih akurat. Sebab bila
mengamati hanya pada bagian batang atau daunnya saja, tidak akan mengakomodir
data valid dalam menyiapkan Perencanaan Sistem Jenjang Karir dalam organisiasi.
Ir. Hamry Gusman Zakaria,MM. yang pernah memberikan motivasi di lingkungan Perwakilan BKKBN Propinsi Kalsel menyatakan : "bila pimpinan ingin mengangkat seseorang dalam jabatannya maka tanyalah para staf-nya apakah orang itu problem solver ataukah problem maker"......staf adalah orang yang tidak memiliki kepentingan politis untuk duduk di sebuah jabatan namun berpengaruh besar terhadap siapa yang akan duduk dalam sebuah jabatan.
Ir. Hamry Gusman Zakaria,MM. yang pernah memberikan motivasi di lingkungan Perwakilan BKKBN Propinsi Kalsel menyatakan : "bila pimpinan ingin mengangkat seseorang dalam jabatannya maka tanyalah para staf-nya apakah orang itu problem solver ataukah problem maker"......staf adalah orang yang tidak memiliki kepentingan politis untuk duduk di sebuah jabatan namun berpengaruh besar terhadap siapa yang akan duduk dalam sebuah jabatan.
Tulisan ini terinspirasi dari sebuah dialog menarik tentang diriku sendiri. Don't have to worry because I know my own so know what I want and I know how to count the time. Semoga bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Email